Powered By Blogger
Powered By Blogger

Pengikut

Pengikut

Sabtu, 23 Januari 2021

Integrasi Final, Umat Hindu Kaharingan Jangan Mudah Terprovokasi, MB-AHK adalah Lembaga Resmi Yang Melayani Keumatan Hindu Kaharingan.


Tabe Salamat Lingu Nalatai Salam Sujud Karendem Malempang,
Om Swastiastu.

"Renungan Mandehen"
oleh :Fran Nandoe

Sebagai Penganut, Penghayat Kaharingan Tidak Perlu Ragu dan Takut Serta Malu Dengan Agama Helu, Agama Huran, Uluh Helu dll.
Perlu Kita Pahami Integrasi Hindu Kaharingan Bukanlah Penggambungan atau Peleburan Ritus/Ritual Kaharingan Dayak seperti yang disampaikan oleh kalanganyang tidak memahami.
Dengan Kehadiran Lembaga Hindu Kaharingan tepatnya Majelis Besar Agama Hindu Kaharingan (MB-AHK) yang berpusat di Palangka Raya, Kita terbina dan terlayani mulai dari Tingkat Kabupatan/Kota/Kecamatan/Desa/Kelurahan, Majelis Daerah (Tk. Kab/Kota), Majelis Resort (Tk. Kecamatan), Majelis Kelompok (Tk. Desa/Kelurahan)., Bahkan dengan Adanya Integrasi Umat Hindu Kaharingan di Luar Kalimantan Tengah Tetap dibina,dilayani dan diperbantukan oleh PHDI (Parisadha Hindu Dharma)  di Seluruh Indonesia (Pernah dalam sutu kejadian di Jakarta Umat Hindu Kaharingan Meninggal, dilaporkan ke PHDI orangg dayak tsb ber-KTP Hindu, PHDI turun tangan membantu memulangkan Ke Kalteng "Buah dari integrasi" kita akan semakin besar dan menjalin kekuatan kekeluargaan yang besar dng suku bangsa manapun) 

Ela mikeh Umat Hindu Kaharingan Silahkan Handak Melai/berdomisili Kueh Bewei Pulau Eka Melai. 
"Jangan Menutup dan Mengasingkan diri dengan Pemahaman Yang Tidak Tepat"
Integrasi Memberi Peluang Umat Hindu Kaharingan Berkarya di Berbagai Lining Sektor tidak ada pengucilan,

"Hindu Harus Bali...Hindu Te Bali... Ela Ketum Hindu jikau Agama Uluh..tau ketun berubah jadi Uluh india jadi uluh bali,  jikau agama uluh luar, Ela Handak kare umba Hindu Kaharingan"
Silahkan Bapak/Ibu, sdra/i Umat Hindu Kaharingan Buktikan Sendiri dan Jawab Sendiri (Bahwa pernyataan dan anggapan demikian diatas adalah pemahaman yang salah dan keliru). 
Kalau kita menemukan pernyataan demikian yang disampaikan oleh orang yang tidak paham dengan lembaga dan keyakinan kita,  Tinggal Jawab "Urus Saja Keyakinan Dan Iman mu sendiri" (Urusan saya biarkan saya dan Keimanan Saya dengan Tuhan Yang saya yakini ).
Kilas Balik Integrasi Adalah Untuk Menyelamatkan Keberadaan Kaharingan Agar Tidak Punah dan Agar Selalu Ajeg dan lesatari, terbina dan terlayani Layaknya umat beragama lainya. 

Kenapa di KTP tidak Ditulis Hindu Kaharigan ??? 
Kenapa Hanya HINDU ??? 
KAHARINGAN HILANG ??? 

Mari Kita Luruskan Pemahaman demikian, 
Hindu Merupakan Sah Secara Nomenklatur Negara untuk ditulis pada kolom Agama,  bagi Penghayat Kaharingan Yang Berintegarasi Kita dilayani Oleh Lembaga Hindu Kaharingan yamg SAH dan Dilayani Oleh Kanwil Kementrian Agama Dengan Forum Kordinasi Lembaga PHDI, MB-AHK, dan Lembaga Keagamaan Hindu Yang Setingkat.

Mohon ijin dan mohon maaf bagi umat lainnya, Saya mengambil contoh, misalkan Saja Umat Beragama Lainya Banyak Sekali Majelis-Majelis Yang Membina dan Melayani dan Sekte nya pun beragam namun Nama Agamanya Tetap Saja ditulis Sesuai Aturan dan Nomenklatur Negara. 

Integrasi Mampanihau Kaharingan ???
Bukti Besar dan Nyata terlihat !!!
Hindu Kaharingan Tetap Basarah tidak Ada Paksaan Harus Ke Pura. 
Hindu Kaharingan Tetap Tiwah dan Ajeg dengan Ritus, Ritual Sesuai Peteh Ranying Hatala Langit, 
Artinya Dengan Hindu Kaharingan dan Integrasi adalah Untuk Melestarikan agar Ajaran-Ajaran Suci Kaharingan Tetap Lestari,  Terlayani Layaknya Umat Beragama lainya,.
Hindu Kaharingan tidak akan Menghilangkan Suku Kita !!! (Seperti Yang Sering Menjadi Ketakutan Yang tidak jelas) 
Dan Hindu Kaharingan Welcome dan Terbuka Bagi Suku Bangsa Manapun Yang Terpanggil dengan Catatan Terlebih Dahulu Menerima Ritual (Pendudusan) Penyucian Kembali Ke Ajaran Ranying Hatala Langit.

Bagi Umat Hindu Kaharingan Dimanapun Berada Hall ini lah yang harus kita pahami, harus kita hayati, jangan Sampai Terpecah Belah dengan pemahaman yang salah.

Mari Bagi Kita Umat Hindu Kaharingan Tingkatkan SDM kita di berbagai bidang,  bersatu padu dalam Segala Aspek Kehidupan (Agama, Politik,Sosial,Ekonomi,Budaya,Sains).

Laksanakan Dan Tunaikan Persembahyang Basarah.....
Lantunkan Kandayu...
Membaca Kitab Suci Panaturan..... 

Perlu dipahami Bahwa Konsep dan dasar Agama Hindu Secara Universal adalah Jalan Dharma (Kebenaran) apapun yang bersumber pada sastra suci dan kebenaran hidup itulah yang diakui Oleh Tuhan itu Sendiri. 

Panaturan, Pasal 39 (Ranying Hatala Membagi Keluarga Raja Bunu Menyebar Ke Seluruh Permukaan Bumi) 

Ayat. 8
"RANYING HATALLA-pun menjadi¬kan 
kehendakNYA dengan segala kekuasan 
ciptaanNYA bersama suara Nyahu Batengkung 
Ngaruntung Langit, IA menjadikan bermaca-macam bahasa bagi mereka semua sekaligus 
membagi- bagi dan cara berfikir mereka."

"Saramuscaya. Sloka 38"
Sesungguhnya semua kitab suci adalah wahyu Tuhan, ia adalah petunjuk bagi umat manusia untuk hidup damai dan sejahtera, ia adalah sumber dari segala sumber kebajikan dan kebenaran. Apa yang telah terjadi, apa yang sedang terjadi, dan apa yang akan terjadi terkandung dalam wahyu Tuhan.

Dengan Dua Sastra Suci Yang Berisi Firman/Pampeteh ini Umat harus mampu memahami dan mendalami Konsep KeHinduanya dan Keimanan Sebagai Sejatinya Hindu Kaharingan,.

Tidak ada yang merubah diri kita selain kita sendiri,  Konsep dan Dasar dalam memahami sastra suci Tuhan harus dilandasi dengan pikiran dan hati yang damai, Sehingga Pesan Yang Tersampaikan Mampu kita terima dan membawa kedamaian bagi Hidup dan Kehidupan.

Tabe dan Salam Hangat Untuk Seluruh Umat Hindu Kaharingan dimanapun berada.
Tara Sinta Tuhan Itah Ranying Hatala Langit.

#Hindu_Nusantara

Rabu, 20 Januari 2021

Pemuda Hindu Kaharingan Menjawab Peradaban Modern Buah Dari Integrasi

"SAYA DAN HINDU KAHARINGAN (Mamparendeng Utus Raja Bunu)"

Kaharingan adalah kepercayaan/agama asli suku Dayak di Kalimantan. Ketika agama-agama besar belum memasuki Kalimantan. Kaharingan artinya tumbuh atau hidup, seperti dalam istilah Danum Kaharingan (air kehidupan). Kaharingan percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Ranying Hatalla Langit), dianut secara turun temurun dan dihayati oleh masyarakat Dayak di Kalimantan. 

Namun, seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman penganut kepercayaan/agama Kaharingan sudah mulai berpindah agama. (Pindah agama bebas karena sudah di atur dalam undang-undang). 

Sehingga awalnya Kaharingan menjadi kepercayaan/agama yang menjadi mayoritas kini menjadi minoritas di Kalimantan.

Penyebab pindah Kepercayaan/agama mungkin memang karena Kaharingan belum di akui secara resmi oleh negara untuk menjadi Agama dikarenakan umat Kaharingan secara sensus penduduk di Indonesia belum tersebar di setiap Pulau/Daerah.

Tetapi Kaharingan sudah memiliki nama Tuhan bahkan Raja-Raja suci dan kitab suci (Panaturan) yang menjadi pedoman dalam menjalankan ajaran-ajaran suci Ranying Hatalla Langit dalam tata cara beribadah, ritual-ritual suci, bahkan menjadi pedoman dalam segala aktivitas dikehidupan umat Kaharingan. Semua jelas tersurat dan tersirat di Panaturan.

Selanjutnya waktu semakin berlalu zaman terus berganti, umat Kaharingan ingin menempuh pendidikan yang layak, ingin menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN), ingin terlibat dalam Politik, tetapi terkendala oleh syarat yang harus memiliki Agama yang resmi diakui oleh Negara. Sehingga umat Kaharingan tidak terlalu bisa berbuat banyak. 

Melihat hal ini para tokoh-tokoh pendahulu yang memperjuangkan Kaharingan harus berpikir keras bagaimana caranya menyelamatkan umat Kaharingan agar tidak tergerus oleh zaman, dikarenakan tidak mempunyai pendidikan dan perkerjaan yang layak di tanah sendiri.

Solusi dari semua ini akhirnya para tokoh-tokoh Kaharingan sepakat agar Hindu dan Kaharingan berintregrasi sesuai dengan SK 37/H/1980 tanggal 30 April 1980 untuk menyelamatkan generasi umat Kaharingan ke depan agar bisa mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang layak di tanah sendiri. (Ela Sampai Tempun Petak Manana Sare).

Integrasi ini juga tidak semerta-merta terjadi begitu saja. Dikarena di agama Hindu mempunyai prinsip yang dikenal dengan Desa-Kala-Patra (menyesuaikan diri dengan tempat, waktu, dan kondisi objektif yang ada).

Sehingga umat Kaharingan bisa menjaga secara utuh ajaran-ajaran suci yang ada di Panaturan sesuai dengan tempat daerah di Kalimantan ini.

Inilah istimewanya Agama Hindu sehingga cocok ketika Hindu dan Kaharingan berintegrasi.

Untuk membina umat Hindu Kaharingan sudah punya lembaga secara resmi yaitu MBAHK (Majelis Besar Agama Hindu Kaharingan), Lembaga Pengembangan Tandak Intan Kaharingan (LPT-IK) dan perguruan tinggi IAHN TP (Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang) Palangka Raya.

Dari hal seperti inilah generasi umat Kaharingan mampu dibina bersaing di era yang semakin maju sekarang, sehingga umat Kaharingan mampu menempuh pendidikan yang layak berkualitas, mampu menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN), terlibat dalam Politik, bahkan terlibat dalam pembangun kebijakan-kebijakan yang baik dalam memajukan negara Indonesia.

Semoga tulisan saya ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Mohon maaf atas segala kekurangan dan keterbatasan saya selaku penulis. 

Semoga Ranying Hatalla Langit, Sahur Parapah Pahaga Lewu, Pahaga Bereng mampahayak itah uras 🙏😇

Penulis

Wawan Nopardo AS
(Mahasiswa Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Palangka Raya).
Suntingan dan Publikasi (FN) 

Kamis, 28 Februari 2019

Generasi Milenial Hindu Mempererat Perstuan melalui Basarah Sebagai Wujud Bhakti Terhadap Ranying Hatala


Panca Sraddha adalah Lima Keyakinan umat Hindu yakni percaya dan yakin akan adanya Brahman, Atma, Karma Phala, Punarbhawa dan Moksa.Dalam Ajaran Hindu Kaharingan dikenal dengan Lime Sarahan (Lima Kepercayaan Iman) Yakni Ranying Hatala Langit Katamparan,Langit Katambuan,Petak Tapajakan,Nyalung Kapanduyan,Kalata Padadukan.Dengan adanya Keyakinan Kepada Tuhan,  Ranying Hatalla Langit dan sebagai wujud Bhakti sebagai insan yang beragama, pada hari ini (28/2) BEM IAHN-TP P.RAYA melaksanakan Basarah bersama  Pukul 17.00 WIB bertempat di Balai Basarah Tampung Penyang Jalan G.Obos X Palangka Raya.
Basarah kali ini disampaikan Pandehen oleh Wakil Dekan 1 Fakultas Dharma Duta dan Brahma Widya (Handoko, S.Ag.,M.Si)  yang diambil dari Panaturan Pasal 39 (Ranying Hatalla Membagi Keturunan Raja Bunu Menyebar Ke Seluruh Permukaan Bumi)
Disamping penyampaian Pandehen juga diberikan Siraman Rohani oleh Fran Nandoe (Presiden BEM IAHN TP).
Sebagai Pimpinan tertinggi Organisasi Kemahasisswaan Fran Nandoe  mengungkapkan bahwa "Tujuan dari Basarah ini diharapkan mampu meningkatkan Sradha Bhakti kepada Ranying Hatalla Langit, Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Fran Nandoe (Presiden BEM IAHN-TP P.RAYA) juga berpesan melalui Persembahyangan Basarah yang dihadiri juga Oleh OKP Hindu Seperti PD KMHDl, PC KMHDI P.RAYA, PC PERADAH P.RAYA, PMH UPR, dan juga dihadiri Oleh Wapres BEM UPR, Hal ini dapat terus berlanjut menjadi kebiasan bersimakrama antar OKP untuk mempererat Persatuan Umat Hindu Melalui Generasi Milenial. (BEM IAHN, 28/2/2019)

Kamis, 21 Februari 2019

Generasi Milenial "Memilih Itu Juara"


Pada Tanggal 18 Februari 2019,Segenap Mahasiswa Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang (IAHN-TP) P.Raya Mengikuti Acara talk show Yang Diselenggarakan Oleh KPU Provinsi Kalimantan Tengah dan LPP RRI Palangka Raya,dan Turud Hadir pula dalam Acara Tersebut Putri Indonesia Atas Kalimantan Tengah Tahun 2019 Peronika Peny Laba yang menambah semarak Acara talk show yang bertemakan "Memilih Itu Juara" dengan Topik Pahami caranya tentukan pilihanmu .
Acara Berjalan begitu semarak dengan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan Oleh Mahasiswa kepada Narasumber,
1.Hermain Ibrohim (KPU Provinsi Kalteng)
2.Hj.Siti Wahidah,S.Ag.,M.M (Anggota Bawaslu Kalteng)
3.Prof.Drs.I Ketut Subagiasta,M.Si.,D.Phil (Rektor IAHN-TP P.Raya)
4.Edyi Ivan.S.Ikom (Kepala LPP RRI P.Raya)
Salah Satu Pertanyaan yang dilontarkan dari Presiden BEM IAHN-TP P.Raya mengenai Daftar Pemilih Tambahan,Mengingat mahasiswa banyak yang datang dari luar daerah,
Ditanggapi Oleh Ketua KPU Kalteng Untuk Mensiasati Golput (golongan putih) Maka KPU berkordinasi untuk mmbuat Posko DPTB,Sehingga tidak ada alasan lagi untuk tidak memilih karena jauh.
Acara ini ditutup dengan pemberian hadiah kepada penanya,foto bersama dan Pemberian cindera mata.
( Fran Nandoe | PRESIDEN BEM IAHN-TP P.RAYA.22/2/2019 )

Senin, 17 September 2018

Acara Ritual Nahunan Sebagai Ritual Umat Hindu Kaharingan

UPACARA RITUAL NAHUNAN BAGI UMAT HINDU KAHARINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
(Upacara Pemberian Nama Dalam Ajaran Umat Hindu Kahringan)


 Nahunan adalah Upacara ritual Agama Umat Hindu Kaharingan Suku Dayak Provinsi Kalimantan Tengah Khususnya yang berkaitan dengan siklus kelahiran. Tujuanya untuk membrerikan nama kepada sang anak pada usia 1-2 tahun atau lebih. Upacara Nahunan biasanya dilaksanakan pada setiap kelahiran bayi di kalangan suku dayak ngaju. Upacara Nahunan merupakan salah satu di antara lima ritual besar suku Dayak Kalimantan Tengah Khususnya didalam ajaran ritual umat Hindu Kaharingan yang telah tertuang didalam Kitab Suci Panaturan, selain beberapa ritual lainnya seperti upacara ritual Pakanan Batu dan upacara Ritual Manyanggar.Umat Hindu Kaharingan, hingga kini masih setia melestarikan aset leluhur mereka itu. Selain sebagai bentuk menghargai warisan leluhur,Umat Hindu Kaharingan meyakini bahwa keseimbangan antara manusia, alam dan sang Pencipta merupakan suatu hubungan sinergis yang harus senantiasa tetap terjaga sesuai dengan konsep hindu secara umum yaitu Tri Hita Karana.
    Dan upacara Nahunan yang dilaksanakan oleh umat hindu kaharingan di dasarkan pada ajaran kitab suci panaturan yaitu pada pasal 20 yang berbunyi sebagai berikut :
Kameluh Putak Bulau Janjulen Karangan Limut Batu Kamasan Tambun Handiwung Kanyurung Pusu Pandung Bapangku Anak’e.
Artinya : kameluh putak bulau janjulen karangan limut batu kamasan tambun mengandung (hamil). Sebagai tertulis dalam kitab suci tersebut di atas, tergambarlah bahwa seorang ibu yang baru mengandung (hamil) perlu dilaksanakan upcara ritual yaitu:
  • Upacara Paleteng Kalangkang Sawang  adalah dilakukan pada saat umur bayi dalam kandungan berumur 3 bulan.
  • Upacara Nyaki Ehet / Nyadiri adalah dilakukan pada saat umur bayi dalam kandungan berumur 7 buln.
  • Upacara Mangkang Kahang Badak adalah dilakukan pada saat umur bayi dalam kandungan berumur 9 bulan.

       Setelah bayi tersebut lahir, langkah awal yang dilakukan oleh orang tua setelah lepas tali pusat bayi tersebut adalah melaksanakan Maruah Awau atau Palas Bidan, kemudian baru dilaksanakan upacara pemberin nama bayi tersebut sebagaimana tersirat dalam ajaran Kitab Suci panaturan Pasal 20 ayat 20 sebagai berikut: 
Sana ewen Raja Ujung Hakanduang jadi sembang bukit batu nindan tarung, kereng liang batilung nyaring, te ewen malalus nahunan garing tarantang manyamei tunggul garing janjahunan laut sintung telu, palus manyaki mamalas tumun peteh tuntang kahandak ranying hatalla ewen ndue jatha balawang bulau, hayak mananggare gangguranan arae, ie te:
  • Raja Sangen
  • Raja Sangiang
  • Raja Bunu
Artinya :

Setibanya Raja Uju Hakanduang jadi sembang Bukit Batu Nindan Tarung, Kereng Liang Batarung Nyaring, mereka melaksanakan upacara Nahunan bagi bayi Manyamei  Tunggul Garing Janjahunan Laut dan Raja Uju Hakanduang mengoleskan darah hewan kurban pada mereka, sesuai pesan Ranying Halalla dan Jatha Balawang Bulau sekaligus memberikan nama ketiga bayi tersebut yaiyu : 
  • Raja Sangen
  • Raja Sangiang
  • Raja Bunu
Pada Kitab Suci Panaturan Umat Hindu Kaharingan Pasal 53 (Talatah Nahunan) pada pasal ini menjelaskan tata cara Ritual Nahunan lebih jelas.

Upacara Nahunan memiliki kaitan erat dengan Nyaki Ehet atau Tujuh Bulanan,dimana pada saat itu kedua orang tua bayi Manggantung Sahur mencari sahur yang akan melindungi ibu dan bayi agar sehat, selamat dan melahirkan dengan lancar dengan janji jika terkabul doa harapan maka kedua orang tua bayi tersebut akan membayar najarnya / Hajat Niat tadi pada saat Nahunan.

Untuk Lebih Jelasnya Tanyakan Langsung Kepada Basir/Pisor/Rohaniawan Umat Hindu Kaharingan yang mendalami ajaran-ajaran Umat Hindu Kaharingan .Disini Saya hanya mengulas sekilas saja

Acara Agama Hindu Kaharingan

PENGANTAR ACARA AGAMA HINDU KAHARINGAN
Om Swastiastu.
Tabe Salamat Lingu Nalatai Salam Sujud Karendem Malempang.

     Pengertian acara secara umum pada prinsipnya adalah suatu tradisi yang di lakukan dengan langkah-langkah dan tindakan, jadi acara agama Hindu Kaharingan merupakan suatu tradisi umat yang ditujukan kepada Ranying Hatalla beserta manifestasinya.
Saya selalu dilibatkan oleh orang tua dalam pelaksaan upacara agar saya memahami dan dapat melaksanakan upacara serupa, saya juga terlibat dalam menyiapkan sesajen untuk memperoleh informasi dan prakterk secara langsung bagi saya.
Pandangan saya terkait ritual-ritual agama Hindu Kaharingan yang dianggap sebuah adat saya kurang setuju, karena Ritual dan Adat memiliki pemahaman dan pandangan sendiri, Ritual adalah budaya atau tradisi yang menjadi ciri khas suatu agama tersebut, sedangkan Adat merupakan suatu tradisi yang berisi seperangkat aturan atau norma yang di peruntukkan bagi khalayak masyarakat. Contohnya adat yang bersifat hukum, yaitu jipen yang di berlakukan bagi siapa saja.
Umat Hindu Kaharingan tidak terlepas dari Ritual, karena umat Hindu Kaharingan meyakini bahwa setiap Ritual yang dilakukan  adalah sebagai ungkapan syukur dan bagi keselamatan bersama. Mulai dari kehamilan umat Hindu Kaharingan sudah melaksanakan Ritual, yaitu tujuh bulanan (Nyaki Ehet), dan dilanjutkan lagi pada saat kelahiran akan dilakukan Palas Bidan bagi Bidan yang membantu persalinan serta selanjutnya dilakukan Nahunan (Pemberian Nama) yang sekaligus Menggantung Sahur, selanjutnya upacara dalam kehidupan seperti Narinjet Sahur / Pakanan Sahur artinya memohon kepada menifestasi Ranying Hatalla agar selalu memberikan keselamatan dan Ritual tingkat akhir / Kematian pada umat Hindu Kaharingan dilaksanakan Tiwah,Pada DAS kahayan pada umumnya pada saat Upacara kematian tiga hari setelah mengantar kan Liau Haring Kaharingan (jenazah) /Banama Bulau Pahalendang Tanjung Ajung Rabia Kangkalinge Luwuk ( Peti Jenazah) ke Bukit Pasahan Raung Nyampenda Lunuk Tarung (Tempat Pemakaman) akan dilaksanakan Balian Ambun Rutas Matei yang bertujuan bagi kehidupan manusia yang ditinggalkan agar terlepas dari segala Rutas kapali .
Jika upacara yang ada pada keyakinan umat Hindu Kaharingan tidak dilaksanakan atau tidak di amalkan maka umat tersebut akan selalu merasa kesengsaraan Lahir maupun Batin sehinggga didalam kehidupannya akan selalu berada dalam kesialan. Dasar upacara-upacara yang dilaksanakan oleh umat Hindu Kaharingan sesuai dengan ajaran yang tela di Firman Ranying Hatalla melalui Kitab Suci Panaturan Pasal 41 (Bawi Ayah Hadurut Bara Lewu Telu, Nanturung Pantai Danum Kalune). Dengan kekuasaannya Ranying Hatalla memerintahkan para manifestasinya untuk mengajarkan segala ajaran yang telah di Firmankan Ranying Hatalla kepada anak cucu Raja Bunu dari upacara terkecil sampai terbesar.
Perbedaan antara upacara adat dan upacara agama berada pada kedudukan upacaranya masing-masing, upacara adat merupakan upacara yang dilakukan turun temurun oleh warga masyarakat dan semua orang boleh terlibat didalamnnya, sedangkan upacara agama merupakan salah satu media bagi pemeluknya mendekatkan diri pada Ranying Hatalla. Contoh pada upacara agama adalah persembahyangan Basarah.
Disetiap DAS upacara umat Hindu Kaharingan berbeda-beda sesuai dengan Kitab Suci Panaturan Pasa 41 (ayat 37), kemudian untuk keturunan anak cucu Raja Bunu yang hidup menetap dan menyebar di seluruh permukaan bumi ini, terdapat banyak perbedaan-perbedaan dalam melaksanakan bermacam-macam upacara : Hal ini karena mereka menyesuaikan dengan keadaan alam lingkungannya dimana mereka bertempat tinggal.
Saya sebagai umat Hindu Kaharingan pada persembahyangan Basarah selalu melibatkan diri dalam bertugas baik dari petugas Mmabuwur Behas Hambaruan, Manggaru, Doa, dan sesekali menjadi mantir Basarah. Dalam hal ini saya bertugas dalam persembahyangan gun mengeksplor kemampuan diri.Dengan Hal ini saya mampu berbagi pengalaman terhadap sodara umat sedharma

Semoga menambah wawasan dan minat baca kita setelah membaca tulisan esai ini.
Om santi 3x Om....Sahiy 3x.....

Integrasi Final, Umat Hindu Kaharingan Jangan Mudah Terprovokasi, MB-AHK adalah Lembaga Resmi Yang Melayani Keumatan Hindu Kaharingan.

Tabe Salamat Lingu Nalatai Salam Sujud Karendem Malempang, Om Swastiastu. " Renungan Mandehen" oleh :Fran Nandoe Sebag...